Ajaib, Penyebab Stroke Dan Cara Pengobatanya Dengan Tumbuhan Herbal



Penyebab Stroke Dan Cara Pengobatanya Dengan Tumbuhan Herbal

Jarangsakit.com-Stroke adalah salah satu penyakit yang paling berbahaya dan memerlukan perhatian khusus. Tanda klinis yang berkembang cepat dari gangguan neurologik fokal dan seluruh tubuh yang memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dikenal sebagai stroke. Penyakit stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah, sehingga sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan, yang mengakibatkan kematian sel-sel pada sebagian area otak.

Penyebab stroke paling umum adalah jarang berolahraga.Berolahraga selama minimal 30 menit setiap hari memiliki banyak manfaat bagi tubuh Anda. Anda dapat membakar lemak yang menyebabkan obesitas dan kinerja jantung Anda juga akan semakin baik. Sebaliknya, kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol juga dapat memicu terjadinya penumpukan lemak di arteri leher, yang meningkatkan risiko stroke.

Cara mencegah penyakit stroke meliputi menjalankan pola hidup yang sehat, seperti hindari makanan yang mengandung terlalu banyak minyak atau daging merah, melakukan kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol, dan rutin olahraga. Selain itu, melakukan check up kesehatan secara rutin juga penting untuk mengenali faktor risiko penyebab stroke, seperti kolesterol tinggi dan hipertensi.

Stroke adalah penyebab utama kecacatan pada dewasa dan merupakan penyakit yang menyebabkan kematian kedua di dunia dengan angka kematian 21,1% di Indonesia. Stroke juga menjadi penyebab utama kecacatan pada dewasa. Untuk mencegah penyakit stroke, masyarakat perlu memahami gejala stroke sejak dini dan tetap berolahraga, mengurangi konsumsi minyak dan daging merah, dan meningkatkan kesehatan secara rutin. Terganggunya fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan, yang mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan otak tidak terpenuhi.

Faktor yang membedakan stroke berat dari stroke ringan adalah seberapa parah penyumbatan yang menghambat aliran darah ke otak. Stroke ringan merupakan stroke yang berlangsung singkat dan dapat menghilang dalam hitungan menit atau jam, tetapi masih mengakibatkan gangguan aliran darah ke otak yang mungkin menjadi gejala dari stroke permanen[3]. Stroke ringan dapat menyebabkan gejala seperti kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, kesemutan, kelemahan otot, gangguan sistem koordinasi tubuh, dan sulit menelan.

Stroke berat, sementara itu, merupakan stroke yang berlangsung lama dan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Stroke berat biasanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah arteri di otak yang tidak dapat kembali secara spontan[2]. Gejala stroke berat umumnya lebih parah dari stroke ringan, seperti kesulitan berbicara yang lebih signifikan, kesulitan berjalan yang lebih signifikan, gangguan menelan atau disfagia, hilangnya keseimbangan tubuh, dan gangguan penglihatan yang lebih parah.

Pada kebanyakan serangan stroke, aliran darah tidak dapat kembali secara spontan. Ini karena penyebab stroke ringan dan stroke berat sama.

Gejala Stroke Ringan dan Stroke Berat

Gejala Stroke Ringan:

1. Kesulitan Berbicara: Gejala ini dapat ditandai dengan kesulitan dalam berbicara atau bicara cadel.

2. Pandangan Kabur: Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur dapat menjadi gejala awal stroke ringan.

3. Sakit Kepala: Sakit kepala bisa menjadi gejala awal stroke ringan.

4. Kesemutan: Kesemutan pada bagian tubuh tertentu, seperti wajah, lengan, dan tungkai.

5. Kelemahan Otot: Kelemahan otot pada satu sisi tubuh, yang dapat memengaruhi wajah, lengan, atau kaki di sisi tersebut.

6. Kesulitan Berjalan: Gangguan koordinasi tubuh yang menyebabkan kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh.

Gejala Stroke Berat:

1. Kesulitan Berbicara: Kesulitan berbicara atau gangguan berbicara yang lebih parah.

2. Kesulitan Berjalan: Kesulitan berjalan yang lebih signifikan, sering kali disertai dengan kelemahan otot yang parah.

3. Kesulitan Menelan: Gangguan menelan atau disfagia yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan dan minuman.

4. Hilangnya Kesadaran: Penurunan kesadaran yang signifikan, hingga kehilangan kesadaran.

5. Gangguan Penglihatan: Gangguan penglihatan yang lebih parah, seperti kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata.

6. Koordinasi Tubuh: Gangguan sistem koordinasi tubuh yang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan posisi tubuh.

Penting untuk diingat bahwa gejala stroke ringan dan stroke berat dapat bervariasi antara individu, dan pengenalan gejala sejak dini serta penanganan yang cepat sangat penting untuk mengurangi risiko kerusakan otak yang lebih lanjut. Jika Anda atau seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, segera hubungi layanan medis darurat untuk penanganan yang tepat.

Selain obat stroke, penderita stroke juga dapat menerima terapi fizioterapi, rehabilitasi, dan pengendalian kesehatan secara keseluruhan untuk mengurangi risiko terjadinya stroke lainnya.

1. Aspirin (Cardio Aspirin): Obat ini mengandung acetylsalicylic acid (aspirin) yang mampu mencegah pembekuan darah. Diterima untuk mencegah stroke kedua kalinya.

2. Warfarin (Simarc 2): Obat ini merupakan obat antikoagulan yang dapat mencegah darah mengental dan membeku. Warfarin menghentikan fungsi vitamin K untuk membekukan darah.

3. Clopidogrel (Pladogrel): Obat ini juga merupakan antiplatelet yang mampu mencegah penggumpalan darah serta membuat peredaran darah menjadi lebih lancar. Mengandung bahan aktif clopidogrel, yang memiliki kemampuan untuk mencegah trombosit, atau keping darah, saling menempel dan menyumbat aliran darah.

4. Tensicap: Obat ini mengandung captopril, yang bekerja dengan melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah. Dosis awalnya adalah 12,5-25 mg, dan diberikan tiga kali sehari.

5. Clopidogrel Promed: Obat ini bisa digunakan sebagai obat stroke. Obat ini dapat diberikan kepada pasien yang baru mengalami stroke iskemik atau stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak karena mereka menghentikan pembentukan gumpalan darah dan membantu melancarkan peredaran darah.

6. Atorvastatin (Cholestor): Obat ini dapat digunakan untuk penderita stroke yang memiliki kolesterol tinggi. Mengandung atorvastatin, obat yang bekerja dengan mengurangi produksi kolesterol darah di hati.

7. Levetiracetam: Obat ini dapat digunakan untuk mencegah kejang pasca stroke. Dosis levetiracetam yang direkomendasikan adalah 1.000–3.000 mg/hari.

8. Lamotrigin: Pemberian lamotrigin dapat mulai setelah 3 hari dari terapi profilaksis.

9. Profilaksis sekunder jangka panjang: Obat antibangkitan profilaksis dapat direkomendasikan untuk pasien dengan late post stroke seizure (kejang terjadi >30 hari onset stroke), karena berisiko mengakibatkan epilepsi pasca stroke.

10. Antiplatelet: Obat antiplatelet seperti aspirin atau clopidogrel dapat diresepkan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.

11. Antikoagulan: Pada beberapa kasus, antikoagulan seperti warfarin atau apixaban dapat diberikan jika ada riwayat fibrilasi atrium atau kondisi lain yang memerlukan antikoagulan.

12. Pengendalian tekanan darah: Obat-obatan pengendalian tekanan darah dapat diresepkan oleh dokter jika tekanan darah tinggi adalah faktor penyebab atau risiko TIA.

13. Pengendalian kolesterol: Obat-obatan untuk mengatur kadar kolesterol juga dapat direkomendasikan untuk mencegah stroke.

14. Antibangkitan generasi baru: Obat antibangkitan generasi baru dengan profil keamanan yang diduga lebih baik dapat memberikan manfaat yang melebihi risiko, terutama jika menggunakan obat antibangkitan generasi baru.

15. Profilaksis sekunder jangka panjang: Obat antibangkitan profilaksis dapat direkomendasikan untuk pasien dengan late post stroke seizure (kejang terjadi >30 hari onset stroke).

Perbedaan antara obat stroke ringan dan stroke berat terletak pada cara kerja dan fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa obat stroke yang umumnya diresepkan berdasarkan penyebab dan jenis stroke yang dialami pasien:

1. Obat stroke ringan: Obat stroke ringan umumnya digunakan untuk mencegah stroke kedua kalinya dan mencegah pembekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah otak. Contoh obat stroke ringan antara lain Cardio Aspirin, Simarc 2, dan Pladogrel.

2. Obat stroke berat: Obat stroke berat digunakan untuk mencegah darah mengental dan membeku, sehingga dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah otak. Contoh obat stroke berat antara lain Simarc 2, Clopidogrel Promed, dan Brainact.

Berbagai tanaman herbal yang dapat digunakan untuk mengobati stroke meliputi:

1. Kunyit: Bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol dan membantu mencegah penyumbatan di arteri.

2. Bawang putih: Memiliki khasiat antioxidan dan antiinflamasi, yang mungkin dapat membantu mencegah stroke.

3. Bawang merah: Memiliki khasiat antioxidan, antiinflamasi, dan membantu mencegah stroke.

4. Ginkgo biloba: Memiliki khasiat antioxidan, antiinflamasi, dan membantu mencegah aterosklerosis.

5. Seledri: Memiliki aktivitas antihipertensi, yang mungkin dapat membantu pemulihan stroke.

6. Pegagan: Memiliki efek antioxidan dan antiinflamasi, yang mungkin dapat membantu mencegah stroke.

7. Sembung: Dipercaya mampu mengatasi dan mencegah stroke.

8. Teh hitam atau teh hijau: Memiliki khasiat antioxidan, yang mungkin dapat membantu mencegah stroke.

9. Ashwagandha: Memiliki khasiat antiinflamasi, yang mungkin dapat membantu mencegah stroke.

10. Kulit buah: Ekstrak kulit buah dapat menjadi obat tradisional stroke ringan.

Tetapi, sebelum menggunakan obat herbal stroke, konsultasi dan pertimbangan dari dokter terlebih dahulu. Pengobatan medis untuk pasien stroke harus dimulai sesegera mungkin, karena semakin cepat pengobatan dimulai, semakin besar pula kerusakan permanen bisa dicegah.

Posting Komentar untuk "Ajaib, Penyebab Stroke Dan Cara Pengobatanya Dengan Tumbuhan Herbal"